“Semoga nanti kloter bulan April jadi bisa penerima manfaat. Butuh modal besar, nilainya bukan ratusan juta, tapi milyaran. Omprengnya aja harganya 75.000 satu ompreng, kita butuh 3.000 ompreng. Belum peralatan memasaknya. Butuh barangnya yang berkualitas, agar bisa capai 5 tahun. Itulah investasinya sampai milyaran,” papar Zainul.
Meski begitu ada salah satu dapur percontohan terbaik yang berlokasi di Sukabumi yakni warung kiara. Diwarung kiara perekonomian warga menjadi terangkat berkat kolaborasi yang terjadi antar lintas sektor.
“Di warung kiara dalam menentukan bahan baku, musyawarah dengan pemerintah desa. Jadi betul-betul menggerakkan ekonomi masyawarakat, itu bisa melalui Bumdes. Sudah ada prakteknya bukan hanya teori.,” tutup Zainul Munasichin.
Baca juga: Rapat Paripurna Pertama, Ayep Zaki: Pemkot Sukabumi Harus Kaya Bukan Wali Kotanya
Selain memastikan kecukupan gizi dalam setiap porsi MBG, SPPG juga bertugas mengawasi standar kebersihan, pengelolaan gizi, dan pengelolaan limbah di setiap dapur MBG dengan ketat.
Pada April 2025 ditargetkan 3 juta anak Indonesia akan mendapatkan makanan bergizi. Target berikutnya pada Agustus 2025 akan bertambah menjadi 15 juta, dan akhir tahun anak Indonesia bisa mendapatkan makanan bergizi gratis.
Editor: Dharmawan Hadi