“Secara infrastruktur dasar ini bisa jadi dapur Makan Bergizi Gratis, nanti perlu di cek Kembali. inilah yang jadi faktor MBG tidak berjalan massif, karena harus ada dapurnya dulu, kalau tidak ada dapur maka gak bisa di distribusikan,” kata Zainul.
Setiap harinya dapur MBG akan menyajikan makanan dengan jumlah yang besar. Satu sekolah bisa 200 siswa, sedangkan orang Badan Gizi Nasional itu, satu dapur hanya ada 3 orang perwakilan.
Terkait permasalahan kritik, Zainul mengungkapkan bahwa ada hal lain yang sebenarnya bisa dilakukan masyarakat untuk hal yang lebih positif untuk program Makan Bergizi Gratis.
Baca juga: Sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis Bersama Mitra Kerja di Desa Cibunarjaya Sukabumi
“Kalau kita lihat program Makan Bergizi Gratis, jangan dilihat ketika ompreng itu nyampe ke siswa, sebelum omreng itu nyampe, ada proses masak memasak. Siapa yang memasak? Tukang masak, pekerjaan itu, dalam satu dapur ada 45-47 orang dan itu membuka lapangan pekerjaan baru,” jelasnya.